Jumat

Sehari Bersama TV One




Hari Selasa, tanggal 16 Februari 2010. Saya dan temen-temen dari Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga berkesempatan mengikuti Diskusi Jurnalistik yang di selenggarakan oleh TV One. Bertempat di University Club UGM, acara yang bertema Dibalik Langit Berita TV One ini menghadirkan pembicara Tina Natalisa, M. Rizki serta Nurjaman Mochtar. Panelis Iwan AwaludinY, SIP, M.Si dan Wisnu Martha A, SIP, M.Si yang merupakan Dosen Ilmu Komunikasi UII dan UGM, serta Panelis Nyarwi, SIP, M.Si yang juga Dosen Komunikasi UGM.

Diskusi ini sangat menarik  dan sangat inspiring bagi kami. Bapak Nurjaman, Deputy Director News & Sport, menceritakan tentang sepak terjang TV One selama dua tahun perjalanannya di dunia pertelevisian Indonesia. Diawali dengan konsep dan gagasan awal untuk membuat sebuah stasiun TV berita. Mereka sempat diragukan oleh teman-teman dari Televisi lain, mengingat berita bukanlah tontonan favorit rakyat Indonesia. Namun, disinilah poin positif yang kami tangkap. Melalui diferensiasi dan gagasan baru serta didukung oleh teknologi terkini yang pada saat itu belum dimiliki oleh Stasiun Televisi lain, mereka mampu menghadirkan tontonan yang menarik. Terbukti, jumlah penonton TV One terus meningkat seiring meningkatnya jumlah peminat berita TV, hanya dalam rentang waktu delapan bulan. Mereka mampu menyajikan berita yang dikemas seperti sebuah hiburan. Sehingga, penonton yang awalnya tidak aware dengan politik, dapat tertarik mengikuti perkembangan politik, yang pada saat itu bertepatan dengan even pemilu. Bapak Nurjaman mengungkapkan ide awalnya, bagaimana membawa suasana pertandingan memperbutkan kursi legislatif itu seperti suasana pertandingan balapan kuda, dimana penonton dilibatkan emosinya dalam mendukung jagoannya. Sehingga menghasilkan tontonan yang cukup menarik, bahkan bagi orang yang tidak mengerti politik sebelumnya.

Tina dan Rizki menceritakan tentang suka duka mereka menjadi presenter. Bagaimana mereka bergelut dengan tim untuk membawakan berita sehingga lebih menarik. Diferensiasi presenter TV One adalah mereka sangat-sangat lepas ketika on air, tidak terikat dengan peraturan tidak tertulis yang menyatakan seorang presenter harus bla....bla... dan seterusnya. Gaya ini kemudian menginspirasi stasiun lain untuk mengadopsinya dalam program berita mereka. Tina menyatakan, ada dua kekayaan yang akan kita dapatkan ketika menjadi presenter, yang pertama adalah kekayaan wawasan dan berikutnya kekayaan pergaulan. Menjadi presenter berita menuntut seseorang untuk memiliki wawasan yang luas, karena mereka akan banyak bertemu dengan banyak orang dari berbagai bidang dan berbeda background. Dan kemudian pergaulan mereka pun menjadi luas, menjangkau kalangan bawah, menengah hingga atas. Dunia profesi yang sangat dinamis.Suatu pengalaman luar biasa dalam hidup.

Ada beberapa hal menarik yang saya catat dari seorang Tina Talisa. Ketika berbicara, Tina mampu berbicara dengan dengan sangat baik serta bercerita dengan sangat menarik. Sehingga mampu menghipnotis peserta untuk mendengarkan secara utuh dan membawa seakan-akan ikut mengalami kejadian yang dialaminya selama menjadi presenter. Sangat berbeda dengan pembicara lainnya dan para panelis, yang cenderung agak, ma'af, agak membosankan. He...
Saya pribadi, merasa sangat dekat, seakan akan mendengar seorang teman bercerita tentang pengalamannya. Gaya Tina menunjukkan kecerdasannya dalam mengatur kata-kata dan inonasi. Jadi tak hanya cantik, juga smart. Tentu saja, itu merupakan hasil dari latihan dan pengalamannya selama menjadi presenter. Dan itu sangat mungkin untuk dicontoh, terutama bagi teman-teman yang sedang dan akan berkutat dengan dunia Public Speaking.

Berikutnya tentang keramahan seorang Tina. Ketika diskusi selesai, para pembicara kembali ke tempat duduk masing-masing. Acara selanjutnya adalah penyerahan cenderamata dan penandatanganan kerjasama antara TV One dan Korps Mahasiswa Komunikasi UGM, sebagai panitia acara. Salah seorang teman kami, inisiatif maju kedepan berniat untuk mengambil foto Tina dari dekat. Ketika akan difoto, spontan Tina langsung berpose, tanpa rasa sungkan dan sombong.
Begitu pula ketika Seminar ditutup, Tina langsung di kerumuni teman-teman peserta seminar yang ingin berfoto bersama. Tina melayani dengan senyum ramah, serta sabar memenuhi permintaan teman-teman yang jumlahnya tidak sedikit.

Saya dan teman-teman (S): "Mbak, boleh minta foto bareng ya?"
Tina Talisa (T): "Boleh, mana kamerannya?"
S: "Disebelah situ Mbak! (Sambil menunjuk posisi kamera yang dipengang oleh salah satu teman)

Chees!....
Klik!

S: "Makasih ya Mbak!"
T: "Iya, sama-sama" (Sambil kembali berpose dengan peserta lain)


Subhanllah! Sudah cakep, smart, terkenal, ramah pula. Perfect!
Cukup kontras kondisinya ketika saya menghampiri Nurjaman dan Rizki. Ketika diminta foto bersama, Rizki berpose tidak tenang dan terkesan buru-buru. Yah, fotonya nggak bagus deh!
Sedangkan pak Nurjaman, hanya menanggapi dengan dingin dan sambil berbicara dengan orang disebelahnya. Nggak terlalu menanggapi permintaan saya. Huh, dasar! Penyakit orang tinggi begini nih. Kadang suka nggak memandang orang lain. Padahal mana tahu, dia sedang diajak foto bersama dengan calon penerusnya kelak.He...
Semoga, klo saya dan teman-teman jadi orang penting, bisa tetep down to earth lah ma orang kecil. Tetap ramah dan senyum yang menginspirasi.

Dan, begitulah cerita sehari bersama TV One.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar