Jumat

Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi


Artikel ini, saya dapatkan dari seorang teman, karena banyak teman yang ingin membaca kembali, saya repost dalam blog.

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”

Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”
ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.


Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA

Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.

Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !” katanya.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat?

Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan.. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.

Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.

Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu.

Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!

“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”


sumber Kaskus.us

Sehari Bersama TV One




Hari Selasa, tanggal 16 Februari 2010. Saya dan temen-temen dari Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga berkesempatan mengikuti Diskusi Jurnalistik yang di selenggarakan oleh TV One. Bertempat di University Club UGM, acara yang bertema Dibalik Langit Berita TV One ini menghadirkan pembicara Tina Natalisa, M. Rizki serta Nurjaman Mochtar. Panelis Iwan AwaludinY, SIP, M.Si dan Wisnu Martha A, SIP, M.Si yang merupakan Dosen Ilmu Komunikasi UII dan UGM, serta Panelis Nyarwi, SIP, M.Si yang juga Dosen Komunikasi UGM.

Diskusi ini sangat menarik  dan sangat inspiring bagi kami. Bapak Nurjaman, Deputy Director News & Sport, menceritakan tentang sepak terjang TV One selama dua tahun perjalanannya di dunia pertelevisian Indonesia. Diawali dengan konsep dan gagasan awal untuk membuat sebuah stasiun TV berita. Mereka sempat diragukan oleh teman-teman dari Televisi lain, mengingat berita bukanlah tontonan favorit rakyat Indonesia. Namun, disinilah poin positif yang kami tangkap. Melalui diferensiasi dan gagasan baru serta didukung oleh teknologi terkini yang pada saat itu belum dimiliki oleh Stasiun Televisi lain, mereka mampu menghadirkan tontonan yang menarik. Terbukti, jumlah penonton TV One terus meningkat seiring meningkatnya jumlah peminat berita TV, hanya dalam rentang waktu delapan bulan. Mereka mampu menyajikan berita yang dikemas seperti sebuah hiburan. Sehingga, penonton yang awalnya tidak aware dengan politik, dapat tertarik mengikuti perkembangan politik, yang pada saat itu bertepatan dengan even pemilu. Bapak Nurjaman mengungkapkan ide awalnya, bagaimana membawa suasana pertandingan memperbutkan kursi legislatif itu seperti suasana pertandingan balapan kuda, dimana penonton dilibatkan emosinya dalam mendukung jagoannya. Sehingga menghasilkan tontonan yang cukup menarik, bahkan bagi orang yang tidak mengerti politik sebelumnya.

Tina dan Rizki menceritakan tentang suka duka mereka menjadi presenter. Bagaimana mereka bergelut dengan tim untuk membawakan berita sehingga lebih menarik. Diferensiasi presenter TV One adalah mereka sangat-sangat lepas ketika on air, tidak terikat dengan peraturan tidak tertulis yang menyatakan seorang presenter harus bla....bla... dan seterusnya. Gaya ini kemudian menginspirasi stasiun lain untuk mengadopsinya dalam program berita mereka. Tina menyatakan, ada dua kekayaan yang akan kita dapatkan ketika menjadi presenter, yang pertama adalah kekayaan wawasan dan berikutnya kekayaan pergaulan. Menjadi presenter berita menuntut seseorang untuk memiliki wawasan yang luas, karena mereka akan banyak bertemu dengan banyak orang dari berbagai bidang dan berbeda background. Dan kemudian pergaulan mereka pun menjadi luas, menjangkau kalangan bawah, menengah hingga atas. Dunia profesi yang sangat dinamis.Suatu pengalaman luar biasa dalam hidup.

Ada beberapa hal menarik yang saya catat dari seorang Tina Talisa. Ketika berbicara, Tina mampu berbicara dengan dengan sangat baik serta bercerita dengan sangat menarik. Sehingga mampu menghipnotis peserta untuk mendengarkan secara utuh dan membawa seakan-akan ikut mengalami kejadian yang dialaminya selama menjadi presenter. Sangat berbeda dengan pembicara lainnya dan para panelis, yang cenderung agak, ma'af, agak membosankan. He...
Saya pribadi, merasa sangat dekat, seakan akan mendengar seorang teman bercerita tentang pengalamannya. Gaya Tina menunjukkan kecerdasannya dalam mengatur kata-kata dan inonasi. Jadi tak hanya cantik, juga smart. Tentu saja, itu merupakan hasil dari latihan dan pengalamannya selama menjadi presenter. Dan itu sangat mungkin untuk dicontoh, terutama bagi teman-teman yang sedang dan akan berkutat dengan dunia Public Speaking.

Berikutnya tentang keramahan seorang Tina. Ketika diskusi selesai, para pembicara kembali ke tempat duduk masing-masing. Acara selanjutnya adalah penyerahan cenderamata dan penandatanganan kerjasama antara TV One dan Korps Mahasiswa Komunikasi UGM, sebagai panitia acara. Salah seorang teman kami, inisiatif maju kedepan berniat untuk mengambil foto Tina dari dekat. Ketika akan difoto, spontan Tina langsung berpose, tanpa rasa sungkan dan sombong.
Begitu pula ketika Seminar ditutup, Tina langsung di kerumuni teman-teman peserta seminar yang ingin berfoto bersama. Tina melayani dengan senyum ramah, serta sabar memenuhi permintaan teman-teman yang jumlahnya tidak sedikit.

Saya dan teman-teman (S): "Mbak, boleh minta foto bareng ya?"
Tina Talisa (T): "Boleh, mana kamerannya?"
S: "Disebelah situ Mbak! (Sambil menunjuk posisi kamera yang dipengang oleh salah satu teman)

Chees!....
Klik!

S: "Makasih ya Mbak!"
T: "Iya, sama-sama" (Sambil kembali berpose dengan peserta lain)


Subhanllah! Sudah cakep, smart, terkenal, ramah pula. Perfect!
Cukup kontras kondisinya ketika saya menghampiri Nurjaman dan Rizki. Ketika diminta foto bersama, Rizki berpose tidak tenang dan terkesan buru-buru. Yah, fotonya nggak bagus deh!
Sedangkan pak Nurjaman, hanya menanggapi dengan dingin dan sambil berbicara dengan orang disebelahnya. Nggak terlalu menanggapi permintaan saya. Huh, dasar! Penyakit orang tinggi begini nih. Kadang suka nggak memandang orang lain. Padahal mana tahu, dia sedang diajak foto bersama dengan calon penerusnya kelak.He...
Semoga, klo saya dan teman-teman jadi orang penting, bisa tetep down to earth lah ma orang kecil. Tetap ramah dan senyum yang menginspirasi.

Dan, begitulah cerita sehari bersama TV One.

Kamis

Borobudur (The Lovely Temple)

Beberapa hari yang lalu, kami melanjutkan touring ke Magelang. Kebetulan juga, ada teman yang memang memiliki rumah dekat sana, sehingga kami bisa masuk tanpa bayar, alias gratis. Ayah dari teman kami tersebut bekerja di Lokasi Wisata itu, sehingga punya banyak kenalan.
Hari ini, terhitung kunjungan saya yang kedua. Kunjungan pertama, persis pada saat Pemilu Presiden tahun 2009. Ketika itu, ada keluarga dari pulau Lombok yang berlibur ke Jogja. Namanya lagi pemilu, otomatis Borobudur sedang sepi-sepinya. Asyik banget d. He...


Setelah berkumpul semua di depan KFC Jl. Solo, kami berangkat beriringan. Perjalanan molor satu jam dari rencana. Biasalah, klo touring yang ngelibatin agak banyak orang pasti ada kendala sedikit dengan waktu. Ada yang ontime dateng, ada yang ontime baru bangun.
Pas di jalan juga sama, ada yang suka menikmati perjalanan, ada juga yang suka menikmati kecepatan. Jadi, saling tunggu deh! Klo begini, touring selanjutnya mending naek mobil. Jadi sampainya samaan.
Sampai di pintu masuk Borobudur pukul 09.30, kami di sambut oleh teman kami dan ayahnya, yang ternyata sudah menunggu kurang lebih satu jam. Ma'afkan anak-anak muda ini pak! He...

Kami masuk gerbang dengan lancar, seperti tamu lainnya. Semua penjaga gerbang dan guide menyapa ayah teman kami. Terkenal banget beliau! Maklumlah, sudah termasuk guide senior, juga pemusik di Hotel sekitar situ.
Jalan menuju borobudur nggak seberapa jauh, saya di cegat oleh petugas. Katanya, saya memakai celana pendek, sehingga harus ditutup dengan sarung. Kurang tau juga seh, sejak kapan ada peraturan kayak gitu. Mungkin juga sebagai sosialisasi batik. Yeah, gak papalah, toh sarungnya nggak mengurangi tampang. Pada akhirnya nanti saya bawa pulang. Ha....


Sampai di puncak Borobudur, ternyata panas banget. Foto-foto ja sampai keringetan, kayak habis lari sprin 100 meter. Tapi lumayan terobati dengan pemandangan-pemandangan yang menakjubkan.
Semua pada foto-foto di sudut-sudut yang ciamik, dengan gaya masing-masing yang (sok) cute. Entah mengapa, mendadak hari ini semua pada narsis. Heran d!



Ada satu tempat di sekitar Borobudur tersebut yang kudu dikunjungi, saya agak lupa namanya. Yang jelas, itu merupakan bukit di sebelah Museum Unik. Dari puncak Borobudur, kelihatan jelas kok!
Suasana di atas bukit, top begete deh! Pa lagi buat yang couple-couple, ada tempat buat duduk dengan posisi PW (Paling Wenak. ^_^) Disekitar bukit tumbuh nyiur yang melambai-lambai. Ada bunga-bunga taman yang tumbuh dengan cantik. Jalanan Setapak yang berkelok, juga menambah sensasi bukit itu. Dari atas bukit tersebut, puncak borobudur terlihat jelas, karena memang ketinggiannya sama. Beh... Bener-bener mantabs! Liat aja fotonya.


Nah, buat yang mau pre wedding, tempat ini juga bagus loh! Anglenya bagus semua. Alternatif selain candi Borobudur itu sendiri.
Intinya, Borobudur emang The Lovely Tample!
Setidaknya, itu buat saya dan kawan-kawan.....

Senin

Ikhlas

Ikhlas, satu kata yang familiar di telinga kita, namun sangat sulit untuk mempraktekkan secara konsisten. Saya pun merasa terkadang ada keinginan-keinginan tertentu ketika kita berbuat sesuatu untuk orang lain. Keinginan-keinginan yang mengikuti dan tersembunyi tersebut dapat menjadi bumerang. Yang pada akhirnya menghapus semua niatan baik.


Bahaya banget khan?

Yeah, simpelnya begini. Semua perbuatan baik kita nggak akan berarti, jika ada keinginan untuk dilihat, dipuji dan sebagainya. Sepulang sholat Jum'at hari ini, saya membaca selebaran di masjid kampus, yang berisi tentang ciri-ciri bahwa suatu perbuatan dilakukan dengan ikhlas.



Perbuatan kita dikatakan ikhlas bila kita takut akan popularitas. Padahal, siapa sih yang pengen nggak dikenal? Semua orang, ingin disebut-sebut namanya oleh orang lain. Hanya saja, menjadi hal yang negatif jika diikuti ambisi yang berlebihan serta sikap yang rakus. Berarti pada poin ini, saya harus menjaga hati untuk tidak terlalu berambisi mengejar seuatu, bertindak sewajarnya dan bertawakkal kepadaNya, karena Dia tahu yang terbaik untuk saya.



Perbuatan kita dikatakan ikhlas bila kita mengakui diri banyak kekurangan. Berarti, sikap pamer itu nggak ada gunanya. Karena hanya membuat saya menjadi sombong.



Perbuatan kita dikatakan ikhlas bila kita cenderung menyembunyikan amal kebajikan. Berarti saya harus selalu berusaha agar amal ibadah, hanya diketahui oleh Sang Pencipta dan saya sendiri.



Perbuatan kita dikatakan ikhlas bila kita selalu siap ditempatkan sebagai pemimpin atau perajurit. Hal ini artinya, pada posisi apapun baik itu dibawah atau diatas, saya harus selalu bekerja dengan profesional dan melakukan yang terbaik. Karena pada dasarnya, saya bekerja untuk mendapat ridhaNya.



Perbuatan kita dikatakan ikhlas bila kita mengutamakan keridhaan Yang Maha Kuasa. Karena Dia yang menguasai alam beserta isinya, jadi seharusnyalah saya caper kepadanya, bukan kepada manusia.



Perbuatan kita dikatakan ikhlas bila kita cinta dan marah karena Allah. Berarti, semua yang saya cintai akan abadi bila melandaskan pada Cinta-Nya. Keluarga, ilmu, semuanya.



Perbuatan kita dikatakan ikhlas bila kita sabar terhadap panjangnya jalan. Memang benar kata pepatah yang pernah saya dengar, "Jika kita ingin melihat pelangi, maka kita harus sabar menanti hujan hingga reda". Setidaknya ini meyakinkan saya, bahwa semua itu berproses, bahkan "Kun fa yakun" itulah prosesnya. Setiap terpaan dalam hidup, adalah latihan yang akan membuat saya semakin kuat untuk menghadapi level game kehidupan berikutnya.



Perbuatan kita dikatakan ikhlas bila kita merasa gembira ketika kawan memiliki kelebihan. Dan saya membenarkan ini, karena kita akan selalu berhubungan dengan orang lain, sukses saya adalah sukses orang-orang yang membantu saya, Sudah selayaknya saya pun turut senang ketika kawan berbagia, yang pada saatnya mereka pun akan ikut bahagia ketika saya berbagia.

Semoga saya tetap istiqamah dalam kebaikan....

Menjadi Yang Terbaik

Menjadi yang terbaik adalah pilihan.

Ketika orang merampas, kau membagi.
Itulah peliknya.

Ketika orang menikmati, kau menciptakan.
Itulah rumitnya.

Ketika orang mengadu, kau bertanggung jawab.
Itulah repotnya.

Oleh karena itu, tidak banyak orang yang bersamamu disini,
untuk mendirikan imperium kebenaran.

Menjadi pahlawan sejati di dunia dan di akhiratmu.
Keep Istiqamah!

[Titik Buta dari sahabat]

Kamis

Belah Duren

Sepulang mengurus KRS yang sedikit terhambat karena sistem informasi kampus yang sedikit error, saya dan kawan-kawan turing ke Godean. Kami berencana menikmati lezatnya Durian, serta indahnya paronama sawah yang sangat alami.
Daerah ini memang telah di atur oleh pemerintah sebagai daerah persawahan. Sehingga tidak ada izin untuk mendirikan perumahan. Yang ada adalah rumah-rumah penduduk.
Kebetulan ada dua orang teman kampus yang merupakan penduduk asli, sehingga kami punya tempat persinggahan. Lumayan...^_^
Setelah selesai shalat dhzuhur dan di jamu sebentar dengan mitel (Mie Telor-Red), kami pun berangkat menuju daerah perbatasan antara Jogja dan Jawa Tengah. Daerahnya agak terpencil, tapi ciamik suasananya. Kami sempatkan untuk melawati jembatan Shiratal Mustaqim (Jalan yang lurus-Red), yaitu jembatan gantung kecil, yang hanya cukup dilewati motor. Jembatan ini selalu bergoyang ketika dilewati motor, sehingga ketika kami mengambil dokumentasi sedikit, agak deg-degan, takut jatuh, walau sebenarnya hanya perasaan saja. Jembatan itu membelah sungai besar, yang kata teman airnya mengalir menuju kali Code. Sayangnya hanya air sungai yang berwarna kecoklatan, bercampur erosi tanah yang dilewatinya.

Sampailah kita ditempat pedagang Durian. Dari pengamatan saya, ternyata harga durian disini jauh lebih murah dibanding dengan yang dijual di kota Jogja. Jadi, klo temen-temen ada yang kebelet pengen nyoba duren murah rasa meriah, bisa kesini. Yeah, paling tidak, berkorban bensin dikit!
Kami menikmati lezatnya durian di tempat teman yang cew, disamping karena pekarangannya lebih luas, juga ada pohon rambutan. Bulan ini memang bulan berkah. Makan rambutan sampai mampus! He...(Tu istilah kerennya!) Dan di akhiri dengan makan Durian yang lezat. Nyam...Nyam...

Undangan Nikah Andriyono


Jum'at tanggal 29 Januari lalu, salah satu teman SMA yang berdomisili di Indramayu, menikah. Cukup mengejutkan memang, mengingat jangka waktu yang cepat! (Kami angkatan 2007 lho!) Undangan yang dikirim melalui sms, telah saya terima jauh-jauh hari, sekitar satu bulan sebelum hari H. Selidik punya selidik, ternyata akad nikahnya sudah sejak bulan Desember awal di Jakarta. Jadi besok hanya walimahan saja.
Kedekatan saya dengan teman saya yang bernama Andriyono (panggilan akrabnya Andre atau Alay) bermula karena kami dulu pernah sama-sama tim Olahraga sekolah. Semua tim olahraga sekolah di taruh di blok asrama yang sama. Sehingga mudah untuk pendataan. Karena kami termasuk diistimewakan, makanan bernutrisi, dan izin khusus pada jam-jam tertentu ketika ada pertandingan. Pengalaman tak terlupakan dengan si Alay adalah ketika kami berhasil lari marathon keliling stadion sekolah sebanyak 25 kali. Mantabs khan?^_^
Rahasianya hanya pada pengaturan nafas ketika berlari, usahakan teratur dan konstan sesuai irama langkah, misalnya dua langkah tarik nafas, dua langkah hembuskan. InsyaAllah nggak bakal cepet capek.
Kembali ke masa kini, pernikahan si Alay cukup meriah, teman-teman banyak yang datang, guru-guru serta istri Syaikh pun datang. Benar-benar istimewa. Yeah, bisa dibilang reunian dadakan!
Ada beberapa hal positif yang bisa saya tangkap dari kunjungan ke Indramayu tersebut, pertama pola pikir si Alay yang menikah cepat. Dia berpendapat, kalau kita berpacaran, bisa gonta-ganti ketika bosan. Lain halnya jika menikah, akan sangat sulit karena untuk menikah kita harus berurusan dengan surat-surat Nikah dari Departemen Agama. Jadi dengan menikah, akan menjaga hubungannya dengan sang kekasih hati.
Hmm... Bisa juga pemikirannya.
Kedua, tentang beberapa teman yang sudah jadi 'orang'. Cukup mengejutkan melihat perkembangan beberapa teman yang dulunya bukan siapa-siapa. Alay dan beberapa sekarang berprofesi sebagai guru, ada juga teman yang sudah bekerja di aparatur desa dan sekarang sudah punya Tiger 2007. Ada juga yang sudah bekerja di Jaya Kontruksi, perusahaan kontraktor. Hebatnya, dia mencapai posisi bagian keuangan hanya dalam waktu tiga bulan, padahal masih tamatan SMA. Terlepas dari profesi apa yang mereka geluti, empat jempol untuk mereka! Mereka sudah menemukan hidupnya!
Fyuh, cukup iri juga melihat diri yang masih mahasiswa, dan belum ada apa-apanya. Perlu kerja keras lebih, untuk segera menyusul mereka, setidaknya untuk segera mandiri. Banyak PR yang harus selesai, ketika kembali ke Jogja!
Dan acara pernikahan Andriyono, benar-benar inspiring...

Susu Boyolali

Boyolali terkenal dengan susu sapinya, juga ada Soto Seger Mbok Giyem yang legendaris. Dan itulah target perjalanan saya dan teman-teman kampus. Berangkat dari Jogja jam setengah delapan, kami beriringan melewati Klaten. Dengan kondisi jalan yang tidak begitu mulus, dampak korupsi para pejabat Daerah, serta cegatan Polisi di jalan. Tapi pemandangan  gunung merapi dari kejauhan mengobati kekesalan kami, indah banget! Saya berhasil mendokumentasikannya.
Sesampai di tujuan, kami istirahat sejenak di rumah teman, menghabiskan makanan di atas meja tamu, dengan rasa bertanggung jawab. He...
Selanjutnya kami pun berangkat, setelah sebelumnya menikmati Soto Seger Mbok Giyem. Perjalanan menanjak yang menyiksa motor pun terobati ketika kamis sudah sampai di tengah perjalanan. Berfoto sedikit di wahana Flying Fox, karena nggak ada yang mau mencoba berhubung tarifnya yang bisa membuat kami nggak makan dua hari. Setelah puas, kamipun kembali menyiksa sang kuda besi dengan hanya menggunakan gigi satu untuk membuatnya mampu menerjang terjalnya jalan.
Sampailah kami di daerah yang bernama New Selo, terdapat tulisan yang modelnya seperti tulisan Hollywood, walau ini versi mininya. Dari sini, kami bisa memandang puncak merapi yang sayangnya tertutup awan juga puncak merbabu yang hijau. Jarak dengan puncak merapi, kurang lebih empat jam pendakian.
Yeah, walaupun kami nggak bisa menikmati Susu Boyolali, karena ternyata harus pagi-pagi buta, kami bisa menikmati hangatnya kopi susu dari puncak gunung.
Suasana disini benar-benar cocok untuk pembuatan film. Masih alami, dan segar.
Semoga tangan-tangan jahil, tidak tergoda kesini!