Selasa

Note from Taiwan (1)




Tanggal 8 September 2014 jam 00.50 menjadi tanggal bersejarah bagi saya. Hari ini, saya akan memulai perjalanan baru di tempat yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. 

Tempat ini adalah tempat yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan akan bisa saya kunjungi. Sebuah tempat di tepi Samudera Pasifik. Sebuah pulau di seberang China daratan, pulau Formosa - Taiwan.

Perasaan saya berkecamuk, antara senang dan sedih, haru dan ragu. Ada sedikit keraguan dalam kemantapan hati. Perasaan ini tidak saya rasakan sebelumnya. Saat saya pamit dari rumah dua minggu yang lalu, saya tidak merasakan kesedihan yang teramat ketika pamit dengan orang tua. Saat itu, saya berkata dalam hati "Semua akan baik-baik saja. Semua akan sama seperti ketika akan merantau meninggalkan kampung halaman 13 tahun yang lalu."

Namun, kali ini berbeda. Ada sedikit perasaan takut dan khawatir. Apakah ini pilihan yang tepat? Akankah ini akan menghasilkan sesuatu yang bermakna? Akankah ini akan mendewasakan saya?

Jika melihat kembali perjalanan saya sebelumnya, mungkin semua tampak berbeda.

Keputusan untuk meninggalkan rumah untuk pertama kalinya, saya lakukan saat akan melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama. Walau saat itu usia saya masih terbilang kecil untuk bisa hidup jauh dari orang tua. Tapi saat itu saya yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat. Saya harus membuka mata, pikiran dan wawasan saya lebih luas lagi. Satu-satunya cara adalah dengan merantau. Meninggalkan kampung halaman. Menuju tempat baru dan bertemu dengan orang-orang baru.

Keputusan kedua untuk meninggalkan rumah adalah saat akan melanjutkan kuliah. Saat itu, saya masih ingat, ibunda meminta saya untuk melanjutkan kuliah di universitas terdekat. Namun, saya yakin bahwa saya ingin terus mengembangkan wawasan saya. Satu-satunya cara adalah dengan tetap merantau. Sebuah keputusan yang juga berat, tapi saya yakin akan bermanfaat.

Dan kini, saya melihat bahwa saya mendapat kesempatan untuk melanjutkan keputusan saya untuk merantau, ke tempat yang lebih jauh lagi. Sebuah kesempatan yang harus disyukuri.

Setelah sholat safar, saya merenung sejenak. Dalam hati, saya mantapkan hati. Bismillahirrahman arrahim, dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, saya akan bulatkan tekad untuk melanjutkan perjalanan ini. Perjalanan hidup yang sudah cukup jauh, dan kini tinggal melanjutkan ke tempat yang lebih jauh lagi. InsyaAllah, setiap perjalanan yang diawali dengan niat yang baik, dilakukan dengan cara yang baik, akan menghasilkan sesuatu yang baik. 








Semoga perjalanan ini menjadi pilihan yang tepat. Semoga pilihan ini akan menghasilkan sesuatu yang bermakna. Kemudian, semoga pilihan ini akan lebih mendewasakan saya, untuk siap menghadapi tantangan lima, sepuluh, dan lima puluh tahun lagi. Aamiin ya Rabbal 'alamiin.