Selasa

Masjid An-Nur (Pare Kediri Part 2)










Masjid An-Nur merupakan masjid yang paling besar yang sering saya kunjungi selama di Pare. Di masjid An-Nur, pemandangannya sangat menarik apalagi jika beruntung pas langit cerah. Arsitektur Masjid An-Nur cukup unik, karena tidak berbentuk kubah di bagian atas seperti kebanyakan masjid, tapi berbentuk prisma besar yang tersusun dari dua bagian, bagian atas berwarna biru dan bertumpuk dengan bagian bawah berwarna merah. Kombinasi warna arsitektur masjid yaitu merah, merah muda dan krem. Ukuran masjid An-Nur lumayan besar, mempunyai tempat wudhu' yang cukup unik berbentuk kerucut di sebelah kanan dan kiri masjid. Di halaman depan yang cukup luas, terdapat kolam dengan panjang sekitar kurang lebih 50 meter. Di sekeliling kolam terdapat pilar-pilar kecil yang berfungsi sebagai lampu penerangan di malam hari. Jika kita berjalan-jalan di luar area masjid, terdapat taman rerumputan yang lumayan tertata, terdapat pula pepohonan-pepohonan yang menambah kesejukan suasana masjid. Masjid An-Nur memiliki sebuah menara yang sangat tinggi dengan tata letak lampu yang bagus, sehingga jika malam hari terlihat indah.

Ketika masuk ke dalam, kita akan melihat desain arsitektur yang kokoh. Hal itu terlihat dari banyaknya tiang-tiang besar yang menopang masjid, di dukung pula dengan tulang-tulang bangunan dan rangka atap yang memang sengaja di tampilkan. Ruang shalat memiliki dua tingkat, lantai satu sebagai ruang utama dan lantai dua sebagai ruang tambahan yang pada saat saya berkunjung tidak di buka. Di sebelah kiri belakang ruang shalat terdapat bedug besar yang memberi kesan masjid khas jawa. Masjid ini di resmikan tanggal 01 Februari 2004 oleh bupati Kediri saat itu, Ir. H. sutrisno.

Secara keseluruhan, tampilan masjid sangat bagus. Hanya saja kekurangannya adalah dalam hal perawatan gedung. Hal itu terlihat dari kolam yang agak keruh, cat-cat yang pudar, rumput-rumputan yang meninggi di sebelah kanan masjid, serta sudut-sudut masjid yang masih agak kotor. Semoga saja pihak pengelola segera menyadari hal ini. Selain itu, permasalahan yang sama dengan hampir seluruh masjid-masjid di Indonesia. Yaitu ketika jam shalat, hanya terlihat beberapa orang saja yang melaksanakan shalat fardhu berjama'ah. Semoga masjid ini segera berfungsi sesuai dengan niat awal didirikannya. Amin.

Jalan-jalan ke pare (Pare Kediri Part 1)









Libur semester genap setelah ujian merupakan waktu yang ditunggu-tunggu. Karena selain jangka waktu libur yang lumayan panjang, juga kebetulan libur tahun ini berdekatan dengan bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri sehingga waktunya agak panjang. Liburan kali ini, saya manfaatkan untuk jalan-jalan ke Pare di kota Kediri sekalian ingin meningkatkan kemampuan bahasa di Kampoeng Inggris tersebut.
Pare, adalah sebuah kecamatan  di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Terletak 25 km sebelah timur laut Kota Kediri, atau 120 km barat daya Kota Surabaya. Pare berada pada jalur Kediri-Malang dan jalur Jombang-Kediri serta Jombang - Blitar. Kota Pare yang berada pada ketinggian 125 meter di atas permukaan laut ini mempunyai udara yang tidak terlalu panas serta memiliki tanah yang subur bekas letusan gunung Kelud dan tidak pernah mengalami kekeringan. Produk agraria andalan dari Pare adalah bawang merah, biji mente dan blinjo. Sedangkan oleh-oleh khas dari Pare antara lain adalah tahu kuning dan gethuk pisang.
Pemandangan di pare masih terlihat alami, hal itu terlihat dari masih banyaknya area persawahan yang membentang. Bila pagi menjelang, saya sering keluar dari camp menuju sawah yang berada di belakang tempat kursus. Pas dapet liat embun masih menempel di dedaunan padi, di rumput-rumput dan daun-daun jagung.
Banyak sekali tempat-tempat seru yang wajib di kunjungi jika berkunjung ke pare, di antaranya Masjid An-Nur, Candi Surowono dan Gua Surowono. Kota pare dari tahun ke tahun semakin ramai, selain karena pertumbuhan penduduk juga karena semakin meningkatnya jumlah pelajar yang datang dari luar daerah untuk belajar bahasa inggris. Sehingga berbagai fasilitas umum dan tempat-tempat penyedia kebutuhan pun semakin banyak. Toko-toko, supermarket, bank, warung dan tempat nongkrong. Ada banyak tempat nongkrong yang selalu ramai di kunjungi muda-mudi, yang paling favorit adalah taman garuda atau garuda park (GP). Di sepanjang jalan di samping GP, banyak terdapat warung-warung tenda yang menyediakan berbagai macam makanan berat dan ringan. Mulai dari nasi bungkus, mie instan, bubur kacang hijau, hingga kopi. Untuk urusan makan, harga di Pare masih relatif terjangkau, sehingga cocok buat kantong para pelajar dan mahasiswa selu  menetap atau ngekos disana. Komplek GP paling ramai ketika malam minggu. Jadi, jangan sampe g' kesitu klo kamu ke Pare.
Untuk teman-teman yang sedang kursus, di sekitar kos-kosan banyak terdapat warung-warung makan. Beberapa makanan favorit saya ketika berada di Pare adalah nasi rames, nasi goreng dan nasi pecel. Sedangkan untuk minum, es teh dan es tebu, karena memang cuaca di Pare ketika itu lumayan panas, jadi klo siang suka minum yang dingin-dingin. He...

Jumat

Kartu Ucapan Idul Fitri 1431 H

Di hari yang fitri ini, kami mengucapkan minal 'aaidzin wal faaidzin, taqabbalallahhu minna wa min kum, kullu 'aamin wa nahnu bi khoir. Selamat Idul Fitri 1431 H. Mohon ma'af atas segala perkataan yang menyakitkan, perbuatan yang tak berkenan baik yang di sengaja maupun tidak. Semoga kita menjadi orang-orang yang kembali suci. Amin ^_^

Kamis

Malam Idul Fitri 1431 H

Allahhu akbar....Allahhu akbar....
Walillahi alhamdu.

Wah, sampai juga ke malam penghujung tahun Ramadhan 1431 H ini, ada rasa senang, juga rasa sedih. Senang karena berhasil melewati bulan suci dengan sempurna. Sedih karena takut tahun depan nggak bisa ketemu lagi dengan bulan ini. Alhamdulillah, ramadhan tahun ini terasa beda 'n berkah di banding tahun sebelumnya. Dua tahun yang lalu, saya melewatkannya di kota Malang, pada waktu kuliah di Politeknik Negri. Keadaan lumayan susah waktu itu, karena saya nggak punya motor. Jadi kemana-mana mesti jalan kaki, dengan jarak kos-kampus kurang lebih 1.5 kilo. Waktu ramadhan itu, teman-teman juga sudah pada mudik ke rumah masing-masing, jadi ya sendirian deh.
Sahur harus bangun sendiri, buka puasa cari sendiri. syukur-syukur kadang dapet buka gratis d Fak. Kedokteran Brawijaya, jadi bisa hemat. Untung jarak kampus-brawijaya-malang town square(Matos) lumayan dekat. Segitiga emas yang menguntungkan, karena pada hari biasa sepulang dari kampus saya bisa langsung hotspotan di Matos, truz sholat wajib di masjid kampus Brawijaya. Begitu pula pas ramadhan, lagi nggak ada kerjaan, ya mampir ke Matos, truz buka puasa d Brawijaya, shalat terawih di masjid deket kos. Malemnya tidur pulas, karena kelelahan jalan.^_^

Puasa tahun lalu, saya melewatkannya di kota Jogja. Setelah frustasi dengan perkuliahan di Malang, saya memilih kabur ke Jogja. Dan akhirnya melanjutkan di UIN Sunan Kalijaga. Selama sebulan ramadhan, saya ngisi waktu dengan iseng-iseng berjualan makanan buka puasa bersama teman-teman. Kami berjualan di sepanjang jalan selokan mataram dekat UGM. Seru banget waktu itu, selain kami banyak juga teman-teman mahasiswa dari kampus lain yang ikut berjualan. Hasilnya lumayan lho, buat nambah-nambah uang saku. He...
Tapi, ada satu ganjalan di hati. Saya kesulitan menjalankan ibadah wajib dengan lengkap dan tepat waktu. Misalnya, pas datang waktu maghrib, tapi pelanggan yang datang masih banyak sehingga shalat maghrib jadi tertinggal. Truz shalat terawih juga nggak lengkap karena kadang klo udah pulang ke kos langsung tidur pulas, karena kecapean. Bener-bener bukan contoh yang baik.

Puasa tahun ini, saya juga melewatkannya di kota Jogja tercinta. Namun ada hal-hal yang bener-bener beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, puasa paling hemat. Bersama teman-teman tiap sore kami hunting berbuka yang gratisan, istilah bekennya PPT ato Para Pencari Takjil. Hampir semua masjid besar di Jogja menyediakan buka puasa dengan menu istimewa buat para mahasiswa, tak heran bila kami para semut tergiur mendatangi gula tersebut. He... Biar lebih mulia, niatnya di dahului dengan niat utama, yaitu ingin mendengarkan pengajian.:)
Kemudian, kebetulan masjid kampus UIN selesai dan diresmikan tahun ini. Jadi saya merasa beruntung bisa shalat terawih tiap malam disitu. Sungguh, rasanya adem banget tiap kali selesai ibadah. Nggak tau karena sugesti masjid baru ato apa, tapi kok ngerasa begitu dekat dengan sang pencipta (Jiah...^_^)
Yang terakhir, malam ini. Saya berdiri menyaksikan takbir keliling di kota. Hal yang saya sangat rindukan dari semenjak dua tahun sebelumnya, yaitu melewatkan Idul Fitri bersama Bapak, Ibu dan adik-adik tercinta di rumah. Syukur alhamdulillah...
Ramadhan tahun ini memang istimewa^_^