Alhamdulillah, tahun ini kita tetap diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan dan Idul Fitri 1433 H. Sebuah kebahagiaan bagi saya pribadi dan teman-teman yang menjalaninya. Tahun ini banyak pengalaman berbeda yang saya dapatkan jika dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Pengalaman pertama, adalah merasakan Ramadhan di Desa Ngloro, pelosok Gunung Kidul, Yogyakarta. Betapa berbedanya nuansa yang saya rasakan jika dibanding berpuasa di kota Yogyakarta tahun sebelumnya. Nuansa yang saya rasakan adalah keakraban dan kesibukan saat mengikuti kegiatan. Kebetulan, tahun ini saya sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama dua bulan. Terhitung mulai pertengahan Juli hingga pertengahan September. Praktis saya melewatkan puasa di lokasi KKN. Saya tidak pernah membayangkan akan melewatkan puasa tahun ini di lokasi yang sangat sulit akses transportasi dan informasinya. Bahkan, beberapa teman kesulitan mendapatkan air untuk mandi, cuci dan kaskus (MCK). Karena memang daerah tempat mereka bertugas, belum mendapatkan akses air dari PDAM. Beruntung, kelompok saya tidak separah itu. Sehingga saya dan teman-teman dapat menikmati aktivitas MCK dengan baik.
Pengalaman kedua, yaitu merasakan sholat Idul Fitri di kota Solo. Berbeda pada tahun-tahun sebelumnya, saya selalu melewatkan lebaran di kota Gadis, Madiun, Jawa Timur. Semenjak tahun 2010, saya berlebaran di rumah mbah dan sholat Ied di masjid dekat rumah beliau. Tahun ini, saya mendapat pengalaman sholat Ied di depat halaman keraton solo yang notabenenya masih terdapat peninggalan-peninggalan bangunan asli keraton. Contohnya adalah keberadaan patung-patung tokoh-tokoh dalam legenda jawa yang selalu ada disetiap bangunan keraton. Saat mendengarkan khotbah, saya sempet terpesona memandangi patung-patung yang ada. Membayangkan bagaimana dulunya agama islam dapat hadir ke lingkungan kerajaan Karasidenan Solo. Hingga akhirnya menciptakan akulturasi budaya, dengan tetap mempertahankan seni budaya peninggalan Hindu-Budha. Betapa, agama Islam yang masuk ke kerajaan ini begitu damai dan fleksibel. Sehingga memunculkan nuansa keagamaan yang berbeda dengan daerah lainnya.
Yeah, saya selalu bersyukur, tidak pernah mengalami kemunduran terhadap setiap momen-momen penting dalam hidup saya. Saya menargetkan, harus selalu mendapat pengalaman dan pembelajaran baru pada tahun-tahun berikutnya. Bukan hal yang tidak mungkin, setelah target mengelilingi kota di pulau jawa terlampaui, saya bisa berkeling untuk merasakan puasa dan lebaran di kota-kota lain di seluruh Indonesia. Amin ya Rabbal 'Alamin.
Pada akhirnya, saya mengucapkan taqobbalallahu minna wa minkum, taqobbalallahu ya karim. Minal 'aidzin wal faidzin, mohon ma'af dari lahir jasmani dan batin ragawi. Selamat hari raya Idul Fitri 1433 H. Sampai bertemu tahun depan ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar